Suara Ahmadiyah yang Tak Terdengar
“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok), ...
Terjemahan ayat suci Al
Quran itu dibacakan jelas oleh pemuda
masjid Tuah Karya. Surat Al Hujurat ayat 10-11 sama-sama didengarkan para
majelis dengan seksama.
Masjid Tuah Karya di
Pekanbaru, bangunan yang masih belum selesai itu sedikit menjorok dari
perempatan Jalan Cipta Karya. Sejak 2008 masjid ini berdiri. Dengan jerih dan
usaha dari jemaat Ahmadiyah Pekanbaru.
Belasan tahun terbangun, masjid belum terbilang miliki bangunan yang memupuni.
Maklum, jemaat Ahmadiyah tak terbilang banyak. Memerlukan waktu lagi untuk
lengkapi fasilitas yang lebih lengkap. Seperti saat itu, tempat wudhu yang masih
dalam proses penyelesaian dan bangunan yang masih berbentuk batu-bata.
Walau demikian, Masjid
Tuah Karya tempat susah dan senang para Ahmadiyah. Dari pelaksanaan kajian
sampai penyegelan, masjid miliki kenangannya.
Ketua Lajnah Imaillah
cabang Riau 1, Aisyah terbuka dengan hal ini. Oknum Front Pembela Islam atau
FPI pernah bertindak menutup masjid ini. Dengan menyebarkan berita bahwasannya
Ahmadiyah adalah aliran agama yang sesat.
“Itu oknum dan
segelintir,” kata perempuan yang sudah menjabat tiga periode itu.
Tantangan semacam ini
yang membuat Aisyah dan lainnya makin erat dan bersatu. Guna memperjuangkan hak
keamanan dan kenyamanan ibadah.
“Keseluruhan masyarakat Indonesia itu baik-baik. Namun oknum-oknum
itulah yang jadi batu penghalang untuk kami (ahmadiyah),” terangnya lagi.
Aisyah ungkap Ahmadiyah merasa lebih bebas belakangan ini. Tidak ada lagi larangan seperti sepuluh tahun sebelumnya. Yang tidak boleh berkumpul, larangan solat berjamaah, bahkan tabligh akbar.
Masjid Ahmadiyah, saat shalat zuhur berjamaah
Lalu ia cerita
kemalangan anaknya di bangku sekolah. Yang mendapati diskriminasi dari Islam
lainnya. Kata Aisyah, anaknya yang masih duduk di bangku SMP itu mesti diusir
dari kelas. “Gurunya tahu dia Ahmadiyah, jadi diusir.” Saat itu anaknya diminta
keluar dan bergabung dengan penganut Kristen. Lalu ia mengadu dan menangis.
Caranya menyelesaikan
masalah bukan dengan amarah. Aisyah hanya ingin berdialog langsung dengan
gurunya. Tanpa marah maupun dendam. Semuanya tutur Aisyah, hanya perlu
dikomunikasikan.
Tidak terjadi sekali. Di
bangku SMA, putrinya kembali ditanyai guru agama. “Kamu ahmadiyah ya? Kamu
mempercayai tadzkirah sebagai kitab suci?”
Kedewasaan membuat putrinya mampu menjawab. Segera saat itu ia katakan,
bahwa dirinya memiliki kitab suci berupa Al-Quran bukan tadzkirah.
Tadzkirah sendiri ialah
catatan ataupun kutipan dari Mirza Basyirudin. Tadzkirah merupakan salah satu
fitnah yang menimpa Ahmadiyah, dengan mengatakan itulah kitabnya. Padahal
tuduhan itu sangat salah besar. Sebagaimana yang dipercayai Islam seutuhnya,
Ahamdiyah miliki kitab suci Al-Quran. Arah kiblat ke Mekah, pedoman pada hadis
Nabi Saw., dan tata cara shalat yang serupa.
Selain fitnah tadzkirah,
ada juga fitnah haji. Masyarakat awam mempercayai Ahmadiyah tidak ke Mekah saat
haji, melainkan Qadian, India. Hal ini juga diperjelas Aisyah, beberapa
Ahmadiyah Pekanbaru telah menunaikan ibadah haji di Mekah. “Itu fitnah,”
katanya.
Bukan hanya Aisyah dan
putrinya. Ludi, jemaat perempuan Ahmadiyah pun alami hal-hal semacam
peminggiran. Sebagai penganut
ahmadiyah sejak lahir, Ludi alami
kesulitan.
Di bangku SMP,
ia secara langsung mendengar gurunya mengatakan ahmadiyah adalah sesat. Bahkan
temannya langsung bertanya padanya, apakah Ludi Ahmadiyah? Saat itu temannya
mengatakan ia tidak ingin berteman jika Ludi penganut Ahmadiyah.
“Respon
aku takut, tapi mama saya selalu mengajari kalau saya tidak salah dan sesat.
Dan sejak saya berada di komunitas kampus, mereka menyambut aku,” terangnya.
Dukungan
dari orangtuanya membuat Ludi paham akan keragaman. Di samping sosok mama, ia
katakan ayahnya pun sejak kecil selalu tanamkan sifat toleransi. Ditambah lagi
latar jurnalis pada ayahnya, ia banyak dikenalkan akan keragaman dan upaya
menoleransi perbedaan.
Serupa
kebanyakan, Ludi banyak mendengar faktor kesesatan Ahmadiyah disebabkan
perbedaan kitab dan tata sholat. Padahal tidak ada yang membedakannya dengan
ajaran Nabi. Hal inilah yang sangat dimiriskannya.
“Mirisnya masyarakat mudah banget kemakan ini. Dan
tidak mencari kesumbernya langsung.”
Ludi sendiri
merupakan pengurus Amsoul. Ialah Ahmadiyah Muslim Association Students Women.
Dikususkan untuk perempuan dengan tujuan menyebarkan motto cinta untuk semua
dan benci tidak untuk siapapun. Melalui peran perempuan, peradaban dalam
masyarakat dapat dimulai.
Ada juga Ari,
jemaat Ahmadiyah yang kerap kali mendapat Stigma negatif . Untuk menekan
timbulnya stigma, Ari mencoba mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitar dan
mencoba meluruskan stigma yang telah beredar.
Selain pergerakan perempuan, Ahmadiyah pun miliki kegiatan rutin sosial yang kemanusiaan. Supiandi atau yang akrab dipanggil Ujang kenalkan kehidupan sosial Ahmadiyah. Mulai dari rutin donor darah tiga bulan sekali, sampai sumbang kornea. Akan tetapi jangkauan Riau belum ada donor kornea, belum sepert di Jakarta.
Apa itu Ahmadiyah?
Ahmadiyah adalah organisasi agama Islam. Yang
membedakan Ahmadiyah dengan Islam lainnya adalah, Ahmadiyah dipimpin oleh Imam
untuk seluruh dunia. Sejak 1889 Ahmadiyah memulai pergerakannya, dan masuk ke
Indonesia tahun 1925. Selain beberapa hal di atas menjadi pembeda antara
Ahmadiyah dengan Islam lainnya, ada juga beberapanya.
Ahamdiyah diyakini menjadikan Mirza Ghulam Ahmad
sebagai Nabi penutup setelah Muhammad Saw. Jika melihat dari lamannya, hal
demikian diyakini lantaran Mirza Ahmad adalah nabi yang tidak membawa syaratiat
baru, atau nabi ummati. Artinya ia
tidak nabi dalam pengertian kebanyakan orang. Beda dengan Nabi Saw sebagai pilihan Allah Swt. Yang membawa
syariat dan keistimewannya berdasar Al Quran.
Hal ini pulalah yang mendasari Mejelis Ulama Indonesia
(MUI) memberi label sesat pada Ahmadiyah. Mengambil pernyataan Ma’aruf Amin,
masalah kenabian menjadi masalah yang tidak bisa dipersoalkan. Melanggar
prinsip, katanya dari BBC.
Tanggapi
hal demikian, Ludi anggota Ahmadiyah bilang bahwa sesat atau tidaknya hanya
diketahui oleh Allah Swt.
Di
samping masalah Nabi, ada juga tentang Imam Mahdi. Ari, laki-laki ahmadiyah
ceritakan hal ini. Untuk
perbedaan Ahmadiyah dengan Islam yang lain, bahwa Imam Mahdi itu sudah turun.
Kalau orang Islam pada umumnya beranggapan Imam Mahdi belum datang. Karena, ini
sudah sesuai dengan perbuatan dari Hazrat Rasullullah SAW nanti diakhir abad 13
atau diawal 14.
Imam Mahdi akan turun dan sekarang
sudah lewat abad ke-14 jadi sesuai dengan perbuatan Hazrat Rasulullah SAW
kemukakan bahwa di tahun 1889 Hazrat Mirza Ghalam Ahmad mendakwahkan diri
sebagai Imam Mahdi dan Isa Al- Masih. Kenapa disebut Isa Al-Masih, karena
beliau juga adalah seorang 1 wujud dengan 2 nama, karena sesuai dengan hadits
bahwa lahmahdi Ila Isa, bahwa tidak ada Mahdi melainkan Isa. Jadi, beliau
mengemban tugas ini semata-mata perintah dari Allah SWT. Karena, beliau
mendapatkan perintah dari Allah SWT.
Peran Lembaga Bantuan Hukum
Andi Wijaya, pengacara
LBH Pekanbaru ungkap kebebasan beragama merupakan hal yang harus dilindungi
Negara. Sebab miliki keyakinan bukanlah hal yang harus dikurangi takarannya.
Termasuk meyakini Ahmadiyah, adalah hal
yang mestinya Negara lindungi dari ancaman.
Andi katakan laporan yang diterima Ahmadiyah saat tahun 2010. Mengenai
penyegelan masjid, bertepatan pada politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Walikota. Hingga 2-3 tahun terakhir belum lagi diterima laporan mengenai
kekerasan pada Ahmadiyah.
Harap Andi, media-media
jurnalis dapat mencounter narasi
supaya tidak menyudutkan kebencian terhadap suatu kelompok rentan.
“Semoga kaum
politik menjelang tahun 2024 itu tidak ada lagi yang praktik-praktik
politik komunitas.”
Liputan ini merupakan liputan keberagaman kolaborasi dengan teman-teman Bahana Mahasiswa, Sigma, Aklamasi, Dinamika, dan Gagasan.
Komentar
Posting Komentar