Aku Menginginkan Tubuhku
Dalam sebuah percakapan yang kukenang sepanjang perjalanan pulang, perempuan itu berkata, tubuhku adalah hakku. Yang terjadi pada diriku, aku lah yang menjalaninya. Aku yang punya kuasa untuk itu, aku tidak akan membiarkan orang lain memaksa cara jalan hidupku.
Aku menginginkan itu.
Aku menginginkan.
Itu...
Tiap ada orang yang memintaku untuk seperti ini ataupun itu, aku akan langsung menyanggahnya. Memberinya pertanyaan, kamu siapa? kamu berhak apa memberi perintah aku untuk melakukan hal tersebut? aku yang menjalani hidupku, aku tidak ingin didikte siapapun.
Aku merasa keren, aku merasa sudah mantap atas keputusanku. Walaupun setelahnya, aku berjumpa dengan orang-orang yang membuat aku harus mengikuti tiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Aku seperti terhipnotis pada titahnya. Aku tak bisa melawan. Aku patuh pada dia.
Dia, sudah mengambil alih hidupku. Dia memainkan badanku. Jika ini adalah pargelaran wayang, ia adalah dalang semua ini. Aku tidak bisa menyanggah dan bertanya, kau siapa? kenapa kau memainkan hidupku? Siapa yang akan bertanggung jawab atas sakit pada tubuh ini? Aku menanyakan itu, tentu saja dalam hati.
Aku suka analoginya . Yang mana 2 kalimat terakhir membantuku sadar . Siapa engkau ? Berhak seperti itu, seolah seseorang yang membiayai hidupku ?
BalasHapus