lelah

 

Saya menuliskan ini dengan perasaan mendidih. Isak tangis dalam kepala saya sudah tidak mampu lagi saya tahan. 

Aneh pak, saya sudah berulang kali berdiksusi tentang ini bersama teman-teman saya. Masalahnya diskusi itu tidak selalu selesai. Saya ragu memanggil ini keihlasan, tetapi berulang kali saya yakin itu adalah keterpaksaan.

Saya terbang beberapa hari. Membawa pengorbanan. Saya pikir saya mampu menggenggam, tapi ternyata saya tumbang. 

Saya bersama diksi, mencoba menghibur diri sendiri bahwasannya semua akan berjalan baik-baik saja. Saya terus melangkah, berjalan dengan kepercayaan dan mengusir segala rasa kekhawatiran.

Sampai di sini. Pelan-pelan genggaman saya ternganga. Saya sudah kehilangan, beberapa alasan dan tujuan saya bertahan.

Saya tidak bisa apa-apa, tapi saya masih mampu untuk tertawa. 

Komentar

Postingan Populer